WELCOME to MY BLOG

Bagi akhi & ukhti yang ingin meng-copy catatan ato artikel di blog ini, mohon cantumkan sumber setiap catatan di tersenyumlah-hati.blogspot.com demi menjaga keaslian tulisan / karya ato share dilaman networking via share tool dibawah setiap catatan...

Mari berbagi...


- Tersenyumlah -

Senin, 09 Juli 2012

Berhentilah menjadi Gelas!

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.

"Kenapa kau selalu murung, nak?
Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini?
Ke mana perginya wajah bersyukurmu?" sang Guru bertanya.

"Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum.
Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya," jawab sang murid muda.


Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu." Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

"Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu," kata Sang Guru. "Setelah itu coba kau minum airnya sedikit." Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.

"Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru.

"Asin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.

"Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. "Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau." Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya.

"Sekarang, coba kau minum air danau itu," kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, "Bagaimana rasanya?"

"Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.

"Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?"

"Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

"Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum.

"Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah."

Si murid terdiam, mendengarkan.

"Tapi Nak, rasa `asin' dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya 'qalbu' (hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau."




Post Comment
READ MORE - Berhentilah menjadi Gelas!

Hatiku

Surat untuk Hatiku,,,

Untuk hatiku yang masih menanti, menantilah dengan cinta.
Cinta yang akan membuatmu menerima apapun kehendak_Nya.
Kelak kau akan sadari, cintamu karena-Nya
akan membuat penantian itu tak pernah sia-sia

Untuk hatiku yang masih menunggu,menunggulah dengan senyum.
Senyuman ridho pada siapapun yang selalu menanyakannya.
Katakan pada mereka, hatiku tak akan pernah kesepian
dalam setiap belaian ketetapan_Nya

Untuk hatiku yang masih mencari
carilah dengan ikhtiar yang suci
Ikhtiar tanpa nafsu dan paksaan waktu ikhtiar dengan harapan
dan ketundukan melangkah dalam koridor di jalan_Nya

Untuk hatiku yang masih merindu,
rinduilah Allah Azza Wa Jalla yang paling layak untuk dirindu.
Kelak kau akan tahu, merindukan_Nya
adalah penantian dan pencarian yang terindah

Untuk hatiku, sesungguhnya kau dan aku berada dalam genggaman_Nya
maka tak ada yang perlu dikhawatirkan selama kita bersandar kepada_Nya
Allah Azza Wa Jalla mencintai kita,
kau juga tak pernah meragukannya kan?

Hari ini kutulis surat untuk hatiku,
Berharap hati ini hanya menanti, menunggu
mencari dan merindu karena_Nya...


Aamiin ya Rabbal'Alamin.





Post Comment
READ MORE - Hatiku

Selasa, 03 Juli 2012

Sesal untukmu


Jika kamu kecewa karena pernah mencintai seseorang karena Alloh;
Apakah kamu juga akan kecewa
karena telah menambah pembendaharaan harapan kepadaNya
dalam doa pada rakaat-rakaat panjang di pada sholat-sholat malammu?


Apakah kamu juga akan kecewa
karena telah meningkatkan kebaikan akhlakmu
sebagai tawasulmu untuk merayuNya
memberikan apa yang kamu minta?


Apa yang perlu disesali...?
Jika semua yang telah dilakukan itu,
justru membuatmu mendapat banyak hikmah?
Tidakkah kamu curiga
bisa jadi Alloh menghadirkan suatu keadaan itu kepadamu

agar kamu lebih dekat kepadaNya, kemudian kamu menjadi lebih baik,
kemudian memantaskanmu untuk mendapatkan
sesuatu yang jauh lebih baik.


Insya Alloh... ^_^

Degg...
Tulisan seorang sahabat telah amat (sangat) mengena dihati...




Kutanya pada hati,
apakah aku menyesal
telah jatuh cinta?
padahal jatuh cinta adalah fitrah

Kutanya pada diri,
apakah karena salahku
jika kini ku kecewa?
padahal diri ini telah lama terbentengi dari harap

Kutanya pada logika,
apakah benar adanya
jika kunilai jodoh dariNYA hanya sebatas logika
padahal ketetapan hatilah jawabannya

Kutanya pada senyum,
dengan apa kau artikan bahagia
sedang dalam hati kau merintih
kehilangan yang terkasih

Kutanya pada air mata,
untuk apa ianya mengalir
karena yang dicinta telah pergi
ataukah menyadari kasih sayang yang jauh lebih tinggi?

Hatiku berkata,
ini bukan rasa sesal, sungguh
Jatuh cinta adalah fitrah
hanya saja kau telah menyikapinya dengan salah
Diri ini mejawab,
bukan karena salahmu duhai diri
Kecewa muncul dari harapan
yang telah kau gantungkan bukan pada yang seharusnya
Logikaku akhirnya menyimpulkan,
jika yang kuingin adalah Jodoh dariNYA
yang terbaiklah yang seharusnya kupinta
bukan dia penyebab luka
Lalu senyum berkata,
tugaskulah menjadikanmu kuat
mengganti tangismu dengan satu nama mulia
sehingga IA akan selalu bersamamu, sabar
Air mata pun menjawab,
aku mengalir untuk membasahi
tanah-tanah tandus yang telah kau pupuki
hingga kau mengerti, Tuhanmu Maha Menyayangi

Menangislah,
kadang manusia terlalu sombong tuk menangis
lalu untuk apa air mata tlah dicipta?
Bukan hanya bahagia yang ada didunia

Tersenyumlah,
haraplah Kasih Sayang Sang Illahi
lalu segala tangis kan terhapus
segala luka kan terobati

Yang indah, hanya tuk dikenang
Yang menyakiti, biarkan pergi
Bukan 'tuk menghenti sayang
pun 'tuk belajar membenci

Hanya saja, ini saatnya untuk berhenti
dari segala prasangka buruk tentangNYA
Untuk tak terjebak yang orang sebut "galau"
tetapi wujud kasih sayangNYA kepada seorang hamba

Menolong hambaNYA
dari kubangan cinta tak bertepi
dari lumpur hisap bernama rindu
dari harapan yang tiada penjamin

Lalu aku bertanya pada penyesalan,
Untuk apa kau ada?
Dia hanya terdiam

Tuhan,
telah kupasrahkan
tuk melepas semua penyesalan dihati
ku harap ia pergi, tak kembali







Post Comment
READ MORE - Sesal untukmu