Tersenyumlah

WELCOME to MY BLOG

Bagi akhi & ukhti yang ingin meng-copy catatan ato artikel di blog ini, mohon cantumkan sumber setiap catatan di tersenyumlah-hati.blogspot.com demi menjaga keaslian tulisan / karya ato share dilaman networking via share tool dibawah setiap catatan...

Mari berbagi...


- Tersenyumlah -

Senin, 21 November 2016

E.n.o.u.g.h

Kau tahu kekasihku, jatuh cinta padamu membuatku mengerti dua hal. Cinta yang kurasakan menjauhkanku dari mendung duka, tapi juga mendekatkanku pada ketakberdayaan yang melukakan. Saat aku berpikir telah menemukan kebahagiaan, tetiba aku jatuh ke dalam jurang yang gelap. Gelap yang membuatku sesak. Lama kelamaan aku menjadi sulit bernafas, dan akhirnya lemas tak berdaya. Aku mencoba bangkit kembali dan berjalan. Berusaha mengukir senyum di bibir seolah aku baik-baik saja. Tapi kenyataannya...
READ MORE - E.n.o.u.g.h

Rabu, 06 April 2016

Restu

 Aku mengenalnya. Setidaknya begitu menurutku. Entah dengan apa ia menyebut dirinya, tapi aku tak merestuinya. Ia tak boleh terdiam ditempat yang sama. Penting atau tidaknya restu itu baginya, aku takkan menyerah. Ia telah berjalan jauh, jauh sekali. Sampai pada saat lengan ini tak sanggup menggapainya, saat mata ini tak mampu lagi menangkap bayangnya. Aku tetap berusaha menggapainya. Hingga pada saat aku telah berlari begitu hebatnya, ku genggam erat tangannya seraya bertekad : 'Masa...
READ MORE - Restu

Kamis, 29 November 2012

Percayakah kau padaku? (part III - end)

Gelap, hutan gelap menyambut langkah kaki Shinta. Lolongan binatang buas terdengar di kejauhan. Dengung suara serangga, desis binatang melata, menyeruak malam kelam. Udara terasa lembab. Gelap, berkali-kali kaki Shinta tersangkut tunggul dan akar, jatuh berdebam. Pakaiannya bergelimang lumpur hutan, tubuhnya kotor, padahal dia baru beberapa jam saja menjalani hukuman tersebut. Kemana dia harus pergi sekarang? Gentar Shinta menatap sekitar. Satu dua larik cahaya hanyalah datang dari...
READ MORE - Percayakah kau padaku? (part III - end)

Selasa, 27 November 2012

Percayakah kau padaku? (part II)

Ujian kesucian itu dilakukan di halaman istana, ditonton ribuan penduduk Ayodya. Apakah Shinta menolak ujian tersebut? Merasa ujian itu melecehkan harga dirinya? Shinta bahkan tidak terpikirkan hal buruk sedikitpun. Dia tidak merasa suaminya meragukan dirinya, ujian ini hanya untuk membuktikan kepada rakyat banyak. Jangankan melewati kobaran api suci, diminta Rama melakukan hal yang lebih sulit dibanding itu dia bersedia. Pagi itu, di tengah mendung langit kota Ayodya, api berkobar, menjilat-jilat...
READ MORE - Percayakah kau padaku? (part II)