WELCOME to MY BLOG

Bagi akhi & ukhti yang ingin meng-copy catatan ato artikel di blog ini, mohon cantumkan sumber setiap catatan di tersenyumlah-hati.blogspot.com demi menjaga keaslian tulisan / karya ato share dilaman networking via share tool dibawah setiap catatan...

Mari berbagi...


- Tersenyumlah -

Minggu, 30 Januari 2011

Percayalah : Kamu lebih cantik dengan jilbab... :)

Share dari milis...
Semoga bermanfaat...


AKU TAK PANTAS BERJILBAB
by : Mutiara Hikmah


Langit malam semakin pekat. Angin bertiup menggoyangkan dedaunan, angin barat. Rembulan yang setengah, bintang yang bergelayut. Seorang wanita duduk termenung. Seperti sedang meratapi nasib dan takdir. Ada apa dibalik semua cerita, aturan, dan kisah yang tak pernah bertutur sapa. Sesekali langit tersenyum. Sesekali ada hati yang menyesali keadaan. Atau, ada rasa yang tak bisa menerima atas kewajiban yang diharuskan oleh sang Pencipta. Ah, dunia.

Aku tak pantas mengenakan jilbab! Begitu pekik hatinya. Lebar, terjulur, melambai dan indah. Indah katamu? Atau kata kalian? Ataukah itu hanyalah sebuah klise semata. Untuk menyenangkan hati yang merasa harus ridha atas apapun. Adilkah demikian. Jilbab? Lembaran kain yang berwarna-warni menjadi sebuah pertanda atas sebuah perbedaan. Kasta, mungkin. Atau sebuah derajat kedudukan. Iya bisa jadi bukan?

Lantas untuk apa berjilbab? Iya, untuk apa Aku berjilbab. Bagi mereka yang berjilbab, Aku bukanlah wanita yang pantas mengenakan jilbab. Jangankan jilbab lebar yang menjulur menutupi dada, jilbab yang berpilit dileher saja Aku jauh dari pantas. Bukankah pakaian itu hanya untuk mereka yang muslimah? Wanita yang ridha atas apapun takdir dari langit. Wanita yang ikhlas menerima semuanya tanpa pernah berani bertanya. Melawan, ataupun membantah semua aturan main. Sering kali Aku bertanya, aturan main dari siapa? Atau, ketetapan siapa, yang merasa berhak mengatakan bahwa jilbab hanyalah milik mereka yang merasa diri muslimah. Merasa diri suci, suci dari aib.

Sungguh, Aku sangat tak pantas berjilbab. Jikalau memang begitu yang digariskan. Aku masih bertanya, siapa yang menggariskan ketetapan itu. Mereka, atau tuhan? Aku menyembah tuhan bukan menyembah mereka. Lantas kenapa mereka mengatakan bahwa Aku tak pantas mengenakan jilbab. Apa Aku benar-benar tak berhak? Aku ini  wanita yang tak bisa menjaga kesucian hatinya. Tak bisa merawat kesucian kulit ari ini dari sentuhan para kaum adam. Aku tak pernah bisa...

Berulangkali Aku mengatakan bahwa bisakah suatu saat Aku menutupi semuanya? Dengan jilbab, dengan baju gamis. Dengan kaiin yang menutupi rambut dan dadaku. Mereka bilang, Aku sudah tak pantas lagi mengenakan jilbab. Dengan semua yang telah Aku lakukan bertahun-tahun. Dengan semuanya dosa yang mungkin saja tidak pernah terampuni. Ya, itu pendapat yang sering Aku terima. Dari mereka yang setiap kali Aku bertanya tentang Islam dan kewajiban berjilbab. Mereka katakan, jilbab hanya untuk wanita yang suci. Suci hatinya, suci tubuhnya... Aduhai, lantas bagaimana nasibku kelak.

Hari ini, Aku sudah berumur. Aku memang harus akui itu. Umur yang sudah tak lagi dikatakan muda. Shalatku masih terbata-bata. Makhrajul hurufku pun bernasib sama. Cemoohan masih terdengar merdu disetiap kali Aku menginjakkan kaki di ruang-ruang pengajian. Mata-mata yang penuh selidik selalu menyertaiku. Ah, Aku ternyata kini bisa menerima ketetapan. Mungkinkah?

Jilbab, adalah sebuah kewajiban. Tidak bagi mereka yang suci ataupun yang terhina. Tetaplah sebuah kewajiban bagi mereka kaum hawa. Tidak muda, tidak tua, tidak ternoda, ataupun penzina. Jilbab tetaplah jilbab. Kewajiban wanita Islam. Yang beragama Islam. Yang Islam terdengar olehnya. Tidak pernah ada jaminan, mereka yang terlahir suci menjadi suci sampai tua. Begitupun tidak ada yang bisa menebak, mereka yang lahir dari perzinahan akan terus berkubang zina.

Berjilbab, sebuah proses yang indah. Paling tidak begitulah yang Aku pahami. Sebuah proses penyucian jiwa dan raga. Menjaga ketulusan dalam hidup. Lalu memberi dengan penuh keikhlasan terhadap yang hak. Keindahan tubuhku memang sebuah anugerah dari mahakuasa. Sekaligus sebuah amanah yang ternyata ada aturan mainnya. Keindahan tidaklah diberikan serta-merta tanpa ada hak dan kewajiban atasnya. Mungkin, dari sana Aku bisa berangkat untuk memahami mengapa jilbab harus dikenakan. Tidak ada lagi yang terkotori jiwanya. Tidak ada lagi nafsu yang terungkit karena kehadiranky. Apa karena aku sudah tua? Ah, tidak juga. Nafsu itu tidak pernah memandang usia. Nafsu tetap nafsu.

Biarlah mereka mengatakan Aku tak pantas berjilbab, biarkan saja. Aku memang buta dan tak paham Islam. Tapi bagiku, firman tuhanku adalah benar. Aku pernah mendengar kisah seorang wanita pelacur masuk syurga karena keikhlasannya. Lalu Aku juga pernah mendengar sebuah lantunan yang selalu membuatku kembali menata semuanya. Masa lalu yang hitam bukanlah sebuah penyesalan dan terus menerus ditangisi. Masa depan yang penuh harapan masih terbentang. Dengan maut sebagai deadline-nya.

Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya). (Yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Furqaan : 68 :70).

Sederhana, sebuah seruan sederhana. Aku sudah terhina selama hidup. Tidak shalat, tidak berjilbab, apalagi mengaji. Aku sibuk mengejar karier. Entah bagaimana lagi Aku menulis semuanya. Yang pasti, kini Aku lelah terhina. Lelah. Aku ingin menutup semua lembaran cerita. Biarkan saja, semua mengatakan tidak pantas. Biarlah kesucian itu dinilai oleh Allah. Lalu terwujud dalam sikap dan perbuatan. Haruskah menghujat dan menghakimi, tanpa pernah berbuat yang terbaik? Lihat saja akhir cerita. Begitulah takdir menuntun. Biar Allah saja yang menilaiku pantas... ***


Saudariku, percayalah...!!!
Kecantikanmu takkan pudar hanya karena jilbab yang berkibar.
Keseksian tubuhmu takkan surut hanya karena kamu berjilbab.
Kemulusan dan keputihan kulitmu akan lebih terjaga karena jilbab.
Dan cinta seorang hamba terhadapmu takkan mungkin terhalang oleh ribuan helai kain jilbab
Saat cinta berlabuh, disanalah tangan Allah berperan... (^_^)




READ MORE - Percayalah : Kamu lebih cantik dengan jilbab... :)

Jumat, 28 Januari 2011

•٠·˙ TerimaLah dia apa adanya ˙·٠•

Jika kamu memancing ikan,
Setelah ikan itu terlekat di mata kail,
Hendaklah kamu mengambil ikan itu,
Janganlah sesekali kamu LEPASKAN ia semula kedalam air begitu sahaja...

Kerana ia akan SAKIT oleh kerana bisanya Ketajaman mata kail kamu
& mungkin ia akan MENDERITA
selagi ia masih hidup...


Begitulah juga,
setelah kamu memberi banyak PENGHARAPAN kepada seseorang,
Setelah ia mulai MENYAYANGI kamu, hendaklah kamu MENJAGA hatinya,
Janganlah sesekali kamu MENINGGALKANNYA begitu saja...

Kerana dia akan TERLUKA oleh kenangan bersamamu,
dan mungkin TIDAK dapat MELUPAKAN segalanya,
selagi dia masih mengingati kamu...


Jika kamu MENADAH air biarlah berpada,
Jangan terlalu berharap pada takungannya,
dan menganggap ia begitu teguh,
Cukuplah sekadar untuk KEPERLUANMU sahaja...

Kerana apabila ia mulai RETAK,
tidak sukar untuk kamu menampal dan memperbaikinya semula,
bukannya terus dibuang begitu saja...


Begitulah juga,
Jika kamu sedang memiliki seseorang, TERIMALAH dia seadanya.
Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan mengganggapkan dia begitu istimewa,
Anggaplah dia manusia biasa...

Kerana apabila dia melakukan KESILAPAN,
tidaklah sukar untuk kamu MEMAAFKANNYA
dan MEMBOLEHKAN hubungan kamu akan TERUS hingga ke akhir hayat.

Dan bukannya MENGHUKUMNYA dan MENINGGALKAN dia begitu saja,
kerana kamu merasa terlalu kecewa dengan sikapnya.
Lalu semuanya akan menjadi TERHENTI begitu saja.


Jika kamu MEMILIKI sepinggan nasi,
Yang kamu pasti baik untuk diri kamu, yang MENGENYANGKAN dan BERKHASIAT.
Mengapa kamu berlengah lagi? Cuba mencari makanan yang lain?

Kerana terlalu ingin mengejar KELAZATAN...?
Kelak, nasi itu akan BASI sendiri dan kamu sudah tidak boleh menikmatinya lagi,
Kamu akan MENYESAL...


Begitulah juga,
Jika kamu telah bertemu dengan seorang INSAN,
Yang kamu pasti boleh membawa KEBAIKAN kepada dirimu, MENYAYANGIMU, MENGASIHIMU dan MENCINTAIMU,
Mengapa kamu berlengah lagi? Cuba MEMBANDINGKANNYA dengan yang lain...?

Terlalu mengejar KESEMPURNAAN...?
Kelak, dia akan BERJAUH HATI dan kamu akan KEHILANGANNYA,
apabila dia menjadi milik orang lain,
Kamu juga yg akan MENYESAL dan tidak ada gunanya lagi...


Oleh itu janganlah kita terlalu mengejar KESEMPURNAAN,
kerana ia bukanlah faktor utama KEBAHAGIAAN yang sempurna.
Sedangkan jika kita bisa memaafkan KESILAPAN orang yang kita sayang,
dan akur dengan KELEMAHANNYA sebagai manusia biasa,
serta BERSYUKUR dengan apa yang kita sudah MILIKI...

Kita akan BAHAGIA, BAHAGIA dan terus BAHAGIA,,, itu lebih BERMAKNA!


“Begitulah hidup ini,tiada yang abadi
yang patah kan tumbuh, yang hilang kan berganti,
namun yang berganti tidak mungkin sama seperti yang telah pergi”



Dicatat oleh muslimah sejati ***
READ MORE - •٠·˙ TerimaLah dia apa adanya ˙·٠•

Selasa, 25 Januari 2011

Tentang Wanita

Maukah kau kuberitahu tentang suatu hal?

Yang seringkali tak muncul ke permukaan,
yang hampir tak pernah diungkapkan di forum-forum ilmiah,
yang sering dianggap tak penting sedangkan banyak orang membutuhkannya,
yang mungkin membuat orang berfikir berulang kali untuk membahasnya,
karena merasa tak ingin tinggi hati ataupun merasa tak ingin direndahkan dengan memaknai keberadaannya?

Ianya adalah : Wanita.


Ketika wanita menangis,
itu bukan berarti dia sedang mengeluarkan senjata terampuhnya,
melainkan justru berarti dia sedang mengeluarkan senjata terakhirnya.

Ketika wanita menangis,
itu bukan berarti dia tidak berusaha menahannya,
melainkan karena pertahanannya sudah tak mampu lagi membendung air matanya.

Ketika wanita menangis,
itu bukan karena dia ingin terlihat lemah,
melainkan karena dia sudah tidak sanggup berpura-pura kuat.

Mengapa wanita menangis?
Karena wanita juga seorang manusia yang memiliki perasaan.

Wanita tidak pernah menuntut banyak kecuali pengertian.
Kadang wanita terlihat manja, banyak maunya,
atau mungkin di mata pria, wanita hanyalah makhluk yang menyusahkan.

Tapi ketahuilah,
wanita masih tetap berdiri tegar meski pria telah menghantamnya dengan banyak rasa sakit yang mendera.
Wanita masih tetap seperti orang yang sama,
ketika pria berusaha pergi dan menghindar lantas datang kembali membawa asa.
Meski wanita terlihat tidak peduli, meski wanita terlihat mengacuhkan,
tapi percayalah jauh dilubuk hatinya, wanita punya sejuta doa untuk pria.

Karena wanita ditakdirkan untuk berpasangan, tidak untuk menjalani kesendirian.

Wanita memang selalu tampak berlebihan dalam mengeksplorasi perasaannya, itulah mengapa anak selalu terlahir dari rahim kaum wanita. Karena Tuhan ciptakan ruang luas di bawah hati wanita untuk tempat bernaungnya hasil-hasil cinta.

Karena ya, lagi-lagi wanita, dimana Tuhan menakdirkan wanita sebagai makluk yang akan selalu terlihat lemah diluar tapi kuat didalamnya.




♥ Dari teman sejati.... ♥

Sumber catatan : Wanita

READ MORE - Tentang Wanita