WELCOME to MY BLOG

Bagi akhi & ukhti yang ingin meng-copy catatan ato artikel di blog ini, mohon cantumkan sumber setiap catatan di tersenyumlah-hati.blogspot.com demi menjaga keaslian tulisan / karya ato share dilaman networking via share tool dibawah setiap catatan...

Mari berbagi...


- Tersenyumlah -

Kamis, 16 September 2010

Menapak Jejakmu

Itulah hati.. .
Yg bersitannya tak mampu di diarahkan
Yang kecondongannya tak mampu di atur
Yang inginnya tak mampu di tekan

Itulah hati, yg debarnya tak mampu dikendali
Yang buncahan bahagianya tak mampu di tutupi
Yang jeritannya tak mampu di redam

Itulah hati...
Dia mengendali lakunya sendiri
Kendati ribuan tali kekang ku pasangkan
Tetap saja sulit untuk ku arahkan
Maka kan ku dapat diriku dalam lelah yang berkepanjangan
Karenamu duhai hati...

Diriku begitu paham akan langkah yang mulai menyalahi
Begitu tahu akan terjalnya jalan yang ku pilih
Tapi bersitannya duhai hati, begitu kuat
Seakan ribuan medan magnet menarik ke arahnya
Ada apa dengan mu duhai segumpal daging di dada?

Sungguhkah diri ini telah mengendali dengan baik?
Tepatkah tali kekang telah ku pasang dengan benar?
Ataukah..Memang ku sengaja melemahkan kendaliku?
Ataukah tali kekang itu memang sengaja ku kendorkan?

Duhai beningnya qalbu..
Apakah putihmu telah ternoda bercak?
Aku bingung, aku lelah..

Beribu macam tanya hadir dalam benakku
Bermain di relung terdalam....


Ku coba...

Ku tahu mata adalah jendela hati
Maka ku coba tundukkan pandanganku
Agar tak dapat menatapmu
Namun tahukah?
Di bawah ku dapati jejak kakimu,
Dan kembali ku melangkah bermain menapak jejakmu
Berlari mencari tepinya dengan harap menemukanmu
Lalu apa gunanya ku tundukkan pandanganku??
Jika kakiku tetap menapak di atas jejakmu...

Tapi tetap ku coba...

Ku mulai menghapus bayangmu
Ku kurung diriku dalam ruang gulita tak berpendar
Agar lenyap semua bayangan tentangmu
Tapi tahukah?
Semakin ku liputi diriku dalam gelap semakin jelas cahayamu nanar dalam tiap pejam ku
Lalu untuk apa gulita jika selalu ku temukan cahayamu dalam tiap pejamku?

Dan akan tetap ku coba...

Ku coba menanam ribuan duri tentangmu di hati
Ku semai racun agar kau tak tumbuh merekah dlm dada
Ku pasang tembok pembatas antara hatimu dan hatiku
Tapi tahukah?
Tiap duri yang ku semai tumbuh merangkai namamu
Tiap racun yang ku tabur menjadi obat penawar luka
Tiap tembok yang ku pasang, merambat hijau lumut melukismu
Lalu apa lagi yang harus ku perbuat?
Sunggu aku dalam lelah tak bertepi
Dalam luka yang menganga
Dalam jerit tak terucap...

Maka ku coba...

Ku hapus air mataku bukan dengan sapu tangan
Karena ku tahu tak akan mampu menyembunyikan sembabnya
Maka ku hapus tiap tetesnya dengan wudhu yang menyejukkan
Berharap tiap bercak noda di hati ikut luluh dan tersaput

Ku pasang pembatas denganmu bukan dengan duri, racun ataupun tembok
Karena ku tahu itu pun tak berguna
Tapi dengan hamparan 'hijab' syariat
Dengan ilmu penawar hati
Dengan lingkaran majelis dzikir

Tak akan ku coba hapuskan bayangmu,
Tapi ku kan mencoba menatapmu dengan biasa, mencintaimu dengan ikhlas
Tanpa sedikitpun ingin memilikimu, tanpa sebersitpun ingin menggapaimu
Dan ku mulai meninggalkan jejakmu
Ku kan membuat jejak sendiri di tiap langkahku menapak menuju cinta yang jauh lebih abadi

Ketahuilah, tak akan ku coba menghapus cintamu,
Tapi kan ku tutupi dengan cinta yang jauh lebih agung
Cinta yang jauh lebih indah dan membumbung
Yang ku yakin, Dia yang menentukan akhir dari tiap jejak kita

Ku harap, suatu hari nanti,
Kaupun melangkah ke arah yang sama denganku menuju cinta-Nya
Agar kelak jejak kita dapat bertemu di ujung IradahNya