Saat senang, tawa bahagia, tercampakkan
Saat senyum, binar mata, tertutup oleh luka
Lalu sakit, sedih, terluka... menggantikannya
Tangis, isak, dan mata sembab adalah sahabatku selama berbulan-bulan...
Hingga, hari ini kutemukan kembali kenanganmu
saat-saat yang menjadi puncak
tentang kau dan aku, kita
tentang mimpimu dan mimpiku, mimpi kita
dalam sepucuk surat
Assalaamu’alaikum.war.wab.
Kasihku yang baik,
Apa kabarmu hari ini? Lama tak bersua. Apakah kau baik-baik saja?
Karena aku tidak, sama sekali tak baik-baik aja...
Ada yang hilang di hidup ini, dan aku yakin itu kau...
Kasihku yang baik,
aku sama skali tidak ingin menerka-nerka, menebak-nebak.
Apa yg sedang kau pikirkan... Apa yang sedang kau rasakan...
Apa yg ada dihatimu...
Banyak pertanyaan yg ada dibenakku, terutama saat ini
Dari kondisi kita akhir-akhir ini
Dari keadaan yang sama sekali tak ku mengerti
Dari semua kediamanmu yg membuatku bimbang
Dari sikapmu yg membuatku mulai menimbang
Kasihku yang baik,
Andai ada satu kesempatan bertemu,
aku ingin ungkapkan semua yg kurasa,
Selama ini, selama kau tak disini
Tak menemani hari-hariku belakangan ini
Tak mewarnai hidupku akhir-akhir ini
Tahukah kau, kekasih?
Ada rindu dihati ini, meski aku tau memang tak seharusnya
Tak banyak yg aku minta, meski hanya sekedar kata ”Hai”
Tapi dalam waktu yg sama, pertanyaan berkelebat
Apa kau merasakan hal yg sama?
Tahukah kau, kekasih?
Kenangan yang telah terukir, begitu indah bukan?
Hari-hari indah yang takkan bisa aku lupakan
Dan aku harap kau pun tak akan pernah bisa...lupa
Namun, apa kenangan itu juga begitu indah di matamu?
Tahukah kau, kekasih?
Saat kau jauh, aku khawatir kau pergi terlalu jauh
Tapi pada saat yang sama, aku selalu ingat kata-katamu :
"Kemana pun aku pergi, aku pasti kembali padamu”
Masih berlakukah kalimat itu?
Kasihku...
Sungguh aku tak pernah mengira akan seperti ini
Jika menyesal akan merubah keadaan
Akan kusesali karena telah melepasmu sore itu
Saat kata indah terakhir terucap dari bibirmu
”lebih...”
Ingin rasanya aku mnghentikan waktu
Ketika kau pulang senja itu
Seharusnya aku tahu
mungkin kita tak akan berjumpa lagi
Untuk waktu yang lebih dari lama
Kasihku...
Aku teringat, selalu terkenang...
Tentangmu, tentang kata-kata mu, tentang mimpimu – mimpi kita
Namun adakah kau mengerti keraguan ini?
Maka yakinkan aku, bahwa semua itu masih utuh
Tak usang dimakan waktu
Waktu dapat merubah segalanya bukan?
Aku merasakan teramat indahnya mimpi itu
Maka disaat kau hantamkan satu pukulan telak
Bagaikan godam yang menggetarkan dunia ini
Aku bertanya
Ini kah kekuatan sang waktu? Ato wujud kelemahan kita?
Seharusnya kau tau...
Saat itu kebahagiaan sedang menyelimutiku
Senyuman tersemat di wajahku
Binar mata ini tak seperti binar biasanya
Mengapa kau begitu mudah merampasnya?
Saat itu aku melihat secercah cahaya
Ada harapan yang hampir menjadi nyata
Lalu kau tutup ia dengan pernyataan tak berirama
Bahkan dengan kebungkaman yang tiada akhir
Seakan tak memberi celah kesempatan
Kasihku...
Apa yang harus aku lakukan?
Setidaknya bersikaplah terbuka, tak banyak aku meminta
Kau adalah orang asing bagiku
Maka ceritakan semua tentangmu
Agar kita saling memahami
Apa lagi yang harus aku ucapkan?
Penagihan janji lamamu yang tlah kotor dengan alasan?
Pengikraran perasaan yang pernah kau ungkapkan?
Mimpi-mimpi yang kau balut dengan beribu harapan?
Adakah semua itu hanyalah untaian dusta?
Aku tak ingin percaya...
Begitu halus matamu memandang
Seakan membaca keinginan para cenayang
Membaca apa yang sedang kau kenang
Aku percaya sepenuhnya akan terang
Yang akan menghampiriku setelah gelap datang
Jika ini semua hanya mimpi buruk yang panjang
Bangunkan aku dengan rasa, yang kau namakan sayang
Hiasilah nyataku dengan kasih, yang tak pernah termusnahkan
Tunaikanlah janji, yang tak terbantahkan
Jika ini adalah kenyataan
Menyakitkan...memang
Maka hancurkan semua harapan
Tanpa sedikit pun abu yang tersisa
Tahukah kau, kekasih...
Dalam setiap sujud aku merayuNya
Menyelipkan do’a-do’a atasmu
Agar Dia memilihkanmu untukku
Dan menjadikanku hadiah yang terindah untukmu
Jalan yang tak ku mengerti ini
Mau tak mau akan terus dijalani
Namun jika boleh aku meminta
Beri seuntai kata, agar mantap kaki ini melangkah
Agar tetap tegar hati ini menanti
Atau berhenti sampai disini...
Di ruang yang tak ada dirimuDi malam yang tanpa kehadiranmupun tak ada senyumku...terganti isakku...
Yang menyayangimu,- Meli -22 Juni 2010