WELCOME to MY BLOG

Bagi akhi & ukhti yang ingin meng-copy catatan ato artikel di blog ini, mohon cantumkan sumber setiap catatan di tersenyumlah-hati.blogspot.com demi menjaga keaslian tulisan / karya ato share dilaman networking via share tool dibawah setiap catatan...

Mari berbagi...


- Tersenyumlah -

Rabu, 25 Januari 2012

Alloh... Alloh... Alloh...

Alloh...
Alloh...
Alloh...

Duhai Yang Menggenggam Hati setiap insan, sungguh Engkau Maha Tahu apa yang tersirat dan tersurat dalam hati setiap hambaMu. Duhai Rabb, hati ini sedang sakit, lalu kuingat Kau Maha Penyembuh, maka hati ini merasa terjaga. Rabb, diri ini sudah tidak sanggup lagi rasanya mengemban beban begitu berat, jika saja tak kuingat bahwa Engkau tak menguji seorang hamba melebihi batas kemampuannya. Rabb, diri ini merasa tak kuasa lagi menahan segala isak tangis yang terpendam, seakan bertanya :”mengapa ujian demi ujian berat ini terjadi padaku Rabb?”, jika saja tak kuingat firmanMu : 


Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) mengatakan, "Kami telah beriman," sementara mereka tidak diuji lagi? (QS. Al-Ankabut : 2).


Sungguh gemetar kaki ini dalam melangkah ya Rabb, tapi bukankah segala ujian yang menjadikan dekat denganMu ini, adalah karunia terbesar yang dinanti para pecintaMu? Hati ini merasa sedikit tersenyum, menelan semua rasa pahit ini. Bukan, bukan karena sebutan “hebat” dari keluarga atau hambaMu yang lain yang hamba harapkan, tapi sungguh dekapan kasih sayangMu, karuniaMu yang Maha Luas, serta nikmatmu yang melimpah, dan janji-janjiMu-lah yang tengah menguatkan hamba, sungguh.

Lalu aku tersenyum, ditengah kepahitan ini, bukan karena hati ini telah mati rasa, tapi karena yakin ada yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tengah menguji diri ini. Mungkin rasanya hanya menghibur diri sendiri, karena diri yang kotor ini mungkin tengah jauh dari kasih sayangMu, mungkin rezeki yang hamba peroleh tak kunjung mengundah barokahMu, ada yang tak tersyukuri dari apa yang sudah hamba peroleh.

Sedih, gelisah, dan terpuruk, mungkin itu yang kini sedang melanda hambaMu yang lemah ini ya Rabb, tapi ketika itu diri ini menghibur diri dengan mengutip kata-kata : “kepedihan itu sepaket dengan kesenangan, kan?”. Meski bukan dari kutipan firmanMu, tapi setidaknya itu benar bukan? Bahkan Engkau menjamin setiap satu kesulitan dengan berbagai kemudahan


Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5-6)

Hanya saja, dosa-dosa yang mungkin telah menghitamkan hati ini, membuatnya ragu atas janji-janji Agung-Mu. Kelumitan masalah demi masalah telah mengusutkan hati ini yang seharusnya lurus dijalanMu. Rabb, ketika hamba menerjang semua ini, tersirat dalam hati ini, kapan bahagia itu datang? Kadang hati ini merintih, ya Alloh, kapan tabir ini membuka kegelapan hidup ini? Kapankah ada mujahidMu yang berkenan menjadi penopang jiwa, penguat hati, dan pemberi nasihat kebaikan akan bersanding disisi? Jauh kelubuk hati ini Rabb, jiwa ini sepi, hati ini hampa. Sungguh Engkau Maha Tahu apa yang ada dihati ini.

Rabb, sekelumit masalah ini tengah mengungkung diri hamba, menyesakkan dada, pun menyerakkan suara dan langkah yang dulunya menggelegar. Hati ini terlalu kecil untuk menerima anugerah ujian dariMu ini Rabb. Ya! mungkin belum, belum cukup besar hati ini menerima dan menjalani semua ini. Hingga pada akhirnya berprasangka baik kepadaMu menjadi tantangan teramat berat, sulit sekali rasanya mencerna kalimat indah itu, “Sesuatu yang menurutmu baik untukmu, belum tentu baik menurut Allah untukmu. Dan sesuatu yang menurutmu buruk bagimu, belum tentu buruk menurut Allah bagimu”.
Rabb, Engkau Maha Tahu, seseorang telah menyakitkan hati ini, sementara dia sempat meninggikan hati ini, membuat hati ini terlalu melayang dilangit, hingga terasa sangat sakitnya ketika terjatuh, perih ya Alloh, hancur bahkan. Kini ketika pecahan-pecahan hati yang terserak tengah hamba punguti dengan menjahit robekan demi robekan luka, ketika hati ini hampir utuh, tiba lagi ketetapanMu untuk sekali lagi hati ini hancur. Terlalu berharap pada manusia, ya! Itulah faktor terbesar Engkau menyatakan hati ini pantas hancur. Mungkin yang diri ini lakukan telah salah, yang harus dilakukan adalah membiarkan serpihan itu menghilang, dan meminta padaMu hati yang baru, agar terbebas dari harapan-harapan lama yang semu. Engkau menghancurkan hati ini demi menggantinya dengan yang baru, kali ini itu yang akan hamba coba rajut kembali, prasangka baik padaMu.

Rabb, jika ujian demi ujian ini Engkau turunkan pada orang-orang berdosa, sungguh hamba mohon keampunanMu. Jadikanlah setiap tetesan air yang menganak sungai dipipi ini, menjadi pengugur dosa yang telah lalu, menjadi pembersih hati yang terlanjur kotor, menjadi syariat pendekat hati ini kepadaMu. Rabb, jadikan ujian ini menjadi titik langkah menjadi selalu dekat denganMu, jika ujian ini Engkau timpakan untuk menaikkan derajat hambaMu yang hina ini, maka lembutkanlah hati ini agar ridho dengan ketetapanMu, luluhkanlah hati ini agar tak takabur merasa selalu kuat, lalu pandulah hati ini agar bersabar menjalani setiap jalan berliku ini, jernihkan pikiran ini untuk melihat jalan keluar yang sesuai dengan ketetapanMu, yang maslahat ya Rabb, yang barokah. Sabarkanlah hati ini untuk menanti pelangiMu, berikan rezeki yang halal barokah ya Alloh, serta kebahagiaan batin dari KasihSayangMu, Aamiin ya Rabb.

Ijinkan kali ini hamba merintih dengan segala keremukan hati ya Alloh, dengan segala kelemahan jiwa, dengan segala keterpurukan diri... Allohu akbar, Allohu akbar, Alloh... Ya Alloh... Peluk hamba ya Alloh...








Post Comment